Langsung ke konten utama

Hidup di Usia 27 Tahun: Tentang Rencana, Tanggung Jawab, dan Keyakinan pada Proses

Usia 27 tahun sering kali menjadi titik persimpangan dalam hidup. Di usia ini, banyak orang mulai mengetahui tujuan hidupnya masing-masing. Ada yang sudah memiliki pekerjaan yang stabil, ada yang sudah menikah dan dikaruniai anak, bahkan ada yang sudah memiliki rumah sendiri.

Namun di sisi lain, ada juga yang belum sampai pada pencapaian-pencapaian itu—belum memiliki pekerjaan tetap, belum menikah, atau belum memiliki rumah sendiri. Bukan berarti mereka tidak punya keinginan yang sama kuatnya, hanya saja realita kadang membuat hal-hal tersebut terasa masih jauh, seperti sebatas angan-angan yang belum diwujudkan.

Berhenti Sejenak, Kembali ke Diri

Saya menyadari betapa pentingnya fondasi dalam diri kita: keyakinan bahwa hidup ini pasti memiliki tujuan. Maka dari itu, ada kalanya kita perlu berhenti sejenak. Lepaskan bayangan tentang pencapaian orang lain, lalu kembali ke diri sendiri dan tanyakan: apa yang bisa saya lakukan hari ini?

Tidak perlu langsung merencanakan hal yang besar. Mulailah dari hal sederhana yang bisa dilakukan sekarang. Jika konsisten, fondasi kecil itu akan membentuk kedisiplinan yang pada akhirnya membawa kita lebih dekat pada tujuan.

Mengubah Rencana Jadi Aksi

Sedang dalam fase mencari pekerjaan? Buat target yang jelas, misalnya: dalam satu minggu melamar minimal 10 pekerjaan. Catat prosesnya dalam Excel atau aplikasi lain, lalu pantau perkembangannya.

Selain itu, perbaiki diri setiap hari. Apa yang bisa kita lakukan lebih baik dari kemarin? Jika perlu, buat daftar harian: apa saja hal baik yang sudah atau akan kita lakukan. Semua memang butuh proses, tetapi daripada hanya meratapi keadaan, lebih baik kita bergerak sedikit demi sedikit. Diam di tempat hanya akan membuat diri semakin terpuruk.

Setiap Orang Punya Garis Waktu

Pencapaian setiap orang berbeda-beda. Kita bisa saja memulai dari titik yang berbeda, sehingga titik akhir kita pun juga berbeda dengan orang lain. Jangan terus berpikir bahwa kita tidak akan mampu mencapainya.

Mulailah bergerak. Mungkin bukan dalam satu hari, satu minggu, atau bahkan satu bulan. Tapi percayalah, langkah-langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan menjadi bagian dari perjuangan besar yang suatu saat bisa kita kenang dengan penuh syukur ketika akhirnya sampai pada tujuan yang kita inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAK KENAL MAKA KENALAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Halo semuanya! Perkenalkan nama ku Hanif, disini saya sebagai penulis di blog ini. Oh iya ini pertama kalinya aku nulis di blog ini, jadi akan sangat terbantu sekali apabila ada koreksian dari teman-teman yang membaca di blog ku ini sehingga nantinya bisa aku kembangin lagi untuk kedepannya, karena harapannya blog ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat buat temen-temen   dan bisa memotivasi juga untuk bisa mengubah cara pandang atau cara menjalani hidup yang lebih baik. Untuk kedepannya nanti, aku akan menuliskan blog tentang kehidupan orang-orang yang memasuki umur 20 an itu seperti apa sih, karena jujur di umur ku yang sudah menginjak kepala 2 ini, banyak hal yang sebelumnya tidak pernah aku alami, atau mungkin sebenarnya pernah mengalami namun tidak terlalu terpikirkan karena ya… mungkin belum sampe situ mikirnya hehe…nanti kira-kira apa aja nih yang akan dibahas disini, masalah pekerjaan?masalah percintaan? Atau hal lainnya? Yang ...

Kopi dan Inspirasi : Sebuah Filosofi Hidup

Sore ini, di sudut kecil Margi Coffee, salah satu Coffee Shop kecil di Kota Solo yang belum lama ini ada, dengan ditemani salah satu kopi signature mereka, Kopi Susu Margi, yang rasa nya enak menurut saya untuk segelas kopi susu. Aroma kopi yang khas mengeliling di udara,bercampur dengan gemuruh suara mesin espresso dan tawa kecil pengunjung. Suasana ini terasa akrab, seperti pelukan hangat di tengah hiruk pikuk nya minggu sore ini yang cukup ramai di Kota Solo pada tanggal 28 Desember ini. Kopi Susu Margi ini yang menjadi salah satu kopi signature mereka yang sederhana, campuran antara pahitnya espresso dan manis nya susu bercampur menjadi satu yang akhirnya kopi ini sampai di saya, tetapi di balik kesederhanaannya, terdapat cerita panjang yang jika di ibaratkan seperti hidup, kopi memiliki lapisan makna yang menunggu untuk bisa di resapi. Setiap tegukan mengingatkan saya pada perjalanan hidup, ada rasa pahit yang mengajarkan, ada rasa manis yang menghibur, dan ada kehangatan yang men...

Refleksi Hari Libur : Mengisi Waktu dengan Pengembangan Diri dan Kreativitas

Hari ini, tanggal 25 Desember 2024 adalah hari rabu, dan hari ini juga adalah hari dimana saya libur sampai keesokannya juga masih libur, dan biasanya di waktu libur seperti ini dianggap sebagai waktu untuk bersantai, melupakan rutinitas pekerjaan, atau hanya sekedar menikmati hal-hal yang menyenangkan. Hari libur seperti ini merupakan momen yang tepat bagi saya untuk memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan menumbuhkan pertumbuhan pribadi, dan hari ini saya membaca buku self improvement berjudul “Berani Tidak Disukai” karya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga, dan kemudian merenungkan tentang makna hidup seperti apa yang saya sedang cari dan saya butuhkan. Buku “Berani Tidak Disukai” ini memberikan banyak sekali wawasan tentang bagaimana kita sering kali terjebak dalam kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Salah satu pesan yang menarik bagi saya adalah bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan ketika kita berhenti mencari validasi dari orang lain dan mulai menjalani kehidup...